Sun Jian (Hanzi: 孫堅) (155-191) adalah seorang jendral dan panglima kecil yang terkenal, semasa Dinasti Han Timur akhir. Ia bernama lengkap Sun Wentai, lahir di Fuchun, Kabupaten Wu.
Karier politiknya diawali dengan membasmi bandit-bandit yang saat itu merajalela di wilayah Huiji dan Qiantang. Berjasa dalam pemadaman Pemberontakan Serban Kuning di daerah tersebut, ia kemudian diberikan jabatan yang memperluas kesempatannya untuk memperkuat diri sendiri di daerah Changsha.
Sewaktu para jenderal perang membentuk aliansi bersama menggulingkan sang perdana menteri zalim, Dong Zhuo, Sun Jian juga turut serta menyumbangkan prajurit dan menyumbangkan ide strategi, saat itu (190 M) Sun Jian beraliansi dengan Yuan Shu. Tentaranya berhasil membunuh Jenderal Hua Xiong, seorang jendral andalan Dong Zhuo (dalam novel Kisah Tiga Negara, dikatakan bahwa Hua Xiong dibunuh oleh Guan Yu, bukan oleh bawahan Sun Jian).
Setelah aliansi bersama dibubarkan, China jatuh ke dalam peperangan masal antara para panglima perang. Tahun 191 M, Sun Jian gugur dalam pertempuran sewaktu menyerang Liu Biao. Sun Jian terkena panah beracun sewaktu mengejar Jenderal Huang Zu. Ia kemudian digantikan oleh anaknya, Sun Ce yang juga seorang pemimpin yang cakap dan garang, namun seperti ayahnya juga mati di usia muda.
Sun Jian yang
bernama lengkap Sun Gongtai adalah Raja dari Kerajaan Wu Timur. Tidak banyak yang
diketahui tentang masa kecilnya; ia dikenal sebagai "Harimau dari
Jiangdong". Sun Jian mengukir namanya pada usia yang muda dengan
mengalahkan para bajak laut. Dikenal sebagai keturunan dari ahli strategi
terkenal Sun Tzu
[sunting] Peran dalam perang melawan Dong
Zhuo
Ditunjuk
sebagai kepala pasukan depan dari tentara aliansi yang melawan Dong Zhuo. Sun Jian sudah hampir berhasil
menguasai Terusan
Fanshui namun disebabkan hantaran bahan makanan yang tidak sampai
oleh Yuan Shu, Sun Jian tidak dapat menduduki
Terusan Sishui.
Tentara
yang kelaparan dengan moral yang rendah, membuat kekuatan tentara Sun Jian
dapat dikalahkan oleh Hua Xiong. Kembali
ke markas tentara gabungan, Sun Jian berdebat dengan Yuan Shu mengenai
pengiriman bahan makanan yang tidak sampai. Yuan Shu membantah semua tuduhan
yang dilontarkan Sun Jian, dan mengkambing hitamkan salah seorang anak buahnya
untuk menghindari kemarahan Sun Jian dan Yuan Shao.
Pada
saat kejatuhan Terusan
Hulao dan kebakaran
di Luoyang, Sun Jian memimpin tentaranya ke Luoyang untuk membantu memadamkan api. Pada
saat memadamkan api, salah seorang tentara Sun Jian menemukan sebuah stempel
kerajaan. Penemuan stempel
kekaisaran ini membuat Jenderal Huang Gai menyarankan Sun Jian untuk
mengucapkan selamat tinggal kepada Yuan Shao dan kembali ke Jiangdong untuk
membuat rencana berikutnya.
Sun
Jian menginginkan penemuan stempel kerajaan ini menjadi sesuatu yang bersifat
rahasia. Namun salah seorang prajuritnya melaporkan penemuan tersebut ke Yuan
Shao untuk mendapatkan hadiah. Ketika Sun Jian datang untuk mengucapkan selamat
tinggal, Yuan Shao memaksa Sun Jian menyerahkan stempel tersebut untuk disimpan
dengan aman. Sun Jian berkata dia tidak memiliki stempel tersebut dan berhasil
mengelabui Yuan Shao. Namun Yuan Shao mengirimkan utusan kepada Liu Biao untuk menyerang Sun Jian dalam
perjalanan pulang untuk mendapatkan stempel tersebut.
Pertarungan
antara Sun Jian dengan Liu Biao demi stempel kerajaan terjadi di Jingzhou. Dan
Sun Jian berhasil melarikan diri untuk pulang ke Jiangdong.
Tahun
191 M, Sun Jian gugur dalam pertempuran sewaktu menyerang Liu Biao. Sun Jian terkena panah beracun
sewaktu mengejar Jenderal Huang Zu. Ia
kemudian digantikan oleh anaknya, Sun Ce
Tidak ada komentar:
Posting Komentar